Namanya gula tare, cemilan manis khas dari Ternate ini sangat digandrungi warga setempat pada era tahun 1950an.
Entah siapa yang memberi nama tapi dalam bahasa daerah Ternate, Tare mempunyai arti tarik, jika diartikan Gula Tare adalah gula tarik.
Cemilan manis berwadahkan bulu atau bambu, ini dijual seharga lima rupiah perpotong pada waktu itu (1950).
Saat ini keberadaan gula tare di Ternate mulai langka, banyaknya serbuan permen baik lokal maupun import, membuat cemilan kegemaran anak-anak itu lambat laun mulai dilupakan.
Dari sekian banyak pembuat gula tare di Ternate, kini hanya tinggal satu pengrajin saja.
Satu-satunya pembuatan gula tare yang saat ini masih eksis menerima pesanan dapat ditemui di Kelurahan Soa lingkungan Akebooca Kota Ternate Tengah.
Adalah H. Yunus Robo dari tangan dingin beliaulah gula tare masih bisa kita nikmati hingga saat ini. pria berumur 65 tahun ini menjadi satu-satunya pembuat gula tare yang hingga saat ini masih menggeluti pekerjaan tersebut.
H. Yunus, Pembuat Gula Tare Generasi ke III
Dibantu istri dan anak perempuannya geliat usaha gula tare ini masih terus berjalan hingga saat ini.
Proses pembuatan gula tare bikinan Ketua RT 03 ini, semuanya masih serba tradisional. Mulai dari alat giling tebu yang masih menggunakan batang pohon kelapa, hingga proses masak yang masih memakai tungku dengan bahan bakar kayu.
Di rumah miliknya yang sederhana dan hangat H. Yunus dan keluarganya mengolah gula tare untuk dijual. Harganya beragam, mulai dari 40 ribu rupiah hingga 70 ribu rupiah. Itu juga tergantung panjang bambu yang diisi karamel (cairan gula).
Uniknya bahan dasar gula tare yang berasal dari tebu itu ditanam sendiri oleh Pak Haji dan keluarganya.
Di lahan seluas 400 meter persegi tak jauh dari rumahnya, ratusan pohon tebu ditanam. Penanaman dan pengambilan tebu untuk bahan dasar pembuatan gula tare, diawasi langsung oleh pak Yunus. Karena tebu yang dipanen harus yang berkualitas, ini untuk menjaga cita rasa gula tare agar tetap nikmat meski disimpan dalam waktu yang lama.
Panen juga tidak boleh sembarangan, pohon tebu tidak boleh dipotong. Tapi dicabut hingga ke akarnya. Bekas cabutan pohon tebu akan ditanam dengan bibit baru, agar tumbuh tebu yang kualitasnya bagus.
Proses pembuatan gula tare sendiri, terbilang gampang-gampang susah. Awalnya tebu yang sudah diambil dari kebun dipotong-potong lalu dicuci bersih, kemudian digiling di alat penggilingan yang terbuat dari batang pohon kelapa.
Hasil perasan air tebu ini lah yang kemudian dimasak hingga menjadi cairan gula (karamel).
Proses memasak juga tak boleh asal-asalan. Air tebu yang sudah mendidih, harus ditapis dan diambil buihnya. Cara ini dimaksudkan agar gula tare, bersih dari ampas.
Sebuah baskom berisi air bersih kemudian ditetesi karamel, lalu ditarik, jika dengan cepat membeku didalam air, maka dipastikan gula tare sudah siap dikemas.
Tak seperti permen modern pada umumnya yang di kemas dengan apik, jadi jangan heran jika kemasan gula tare, adalah bambu karena disitulah letak keunikan gula tare. Di bambu yang sudah di bersihkan itulah cairan gula (karamel) dimasukkan dengan hati-hati.
Menurut Pak H. Yunus, bambu dipilih menjadi wadah gula tare sudah sejak dari dulu. Karena selain bahan baku bambu mudah dapat sifat bambu yang dingin akan cepat membekukan karamel hingga menjadi gula tare untuk siap dijual.
"Dulu waktu saya punya Kakek yang bikin gula tare bambu ini kita tanam sendiri. Tapi sekarang yang kita tanam sudah mati, jadi harus beli" kenang pria paruh baya itu.
Setelah karamel dimasukkan ke dalam wadah bambu gula tare kemudian didiamkan kurang lebih 1 jam. Setelah benar-benar dingin, bambu yang sudah diisi gula tare lalu dikupas bagian kulitnya.
Hasilnya gula tare pun siap untuk dijual ke pasar. Jika akan dikonsumsi gula tare biasanya dipotong kecil-kecil. Saat ini satu potong kecil dijual dengan harga seribu rupiah.
Usaha pembuatan gula tare saat ini sudah masuk ke generasi ke empat, pria sederhana ini mengaku, sudah menyerahkan sepenuhnya pembuatan gula tare kepada anak perempuannya yang bernama Aisun.
"Usaha ini dibangun oleh Kakek saya pada tahun 1950 semua tidak ada yang berubah alat giling batang pohon kelapa ini, kalau sudah rusak kita ganti. saya harus bayar orang untuk potong pohon kelapa dan angkat ke sini. Saya sudah tua usaha ini anak saya Aisun yang melanjutkan", jelas Pak Haji .
Proses Memasak Gula Tare
Ia juga mengatakan, dari proses pengambilan tebu, penggilingan dan merawat kebun, ia harus mengupah orang sebesar Rp. 150.000, untuk satu kali produksi. Jika dihitung ongkos produksi mencapai Rp. 350.000. Belum lagi ia harus mengupah orang yang berjualan di pasar untuk menjual hasil produksi gula tare miliknya. Keuntungan bersih dari penjualan gula tare bisa mencapai Rp. 200.000 sekali produksi.
Karena biaya pembuatan gula tare terbilang tinggi, H. Yunus membatasi produksi gula tare. Dalam satu bulan hanya satu kali produksi. terkadang ia menerima pesanan dari orang, itupun harus 10 bambu agar bisa menutupi mahalnya biaya produksi.
Salah Satu Pekerja Yang Membantu Pembuatan Gula Tare
Seiring berkembangnya teknologi, H. Yunus saat ini boleh berbangga. Karena kini penjualan gula tare sudah dipasarkan secara Online.
Gula Tare Yang Siap Di Pasarkan
Ide cerdas ini berawal dari sebuah postingan di Facebook beberapa bulan yang lalu. Mendadak pesanan pun berdatangan. Maklumlah gula tare adalah cemilan kegemaran anak-anak sejak jaman dulu.
Otomatis banyak yang ingin bernostalgia menikmati kenangan masa kecilnya lewat si manis gula tare.
Penulis Mencoba Alat Giling Tebu Tradisional
Penjualan laris manis dari produksi sebulan sekali saat ini pria yang menjadi imam mesjid di tempat tinggalnnya itu harus ekstra membuat gula tare seminggu sekali. Itu pun di batasi dengan sekali produksi cukup 50 buah bambu.
"Alhamdulillah, sejak ada promosi lewat Facebook orderan gula tare mulai banyak. tapi kita batasi 50 buah bambu untuk satu kali produksi. Kendalanya dimesin penggiling, kita belum punya mesin giling modern," ujar Pak Haji.
H. Yunus saat Menggiling Tebu
Jika dulu, pendapatan dari hasil penjualan gula tare tak semanis rasanya. Kini H. Yunus dan keluarganya nyaris kewalahan mengatasi orderan yang datang dari pelanggan. Pelanggan pun tak perlu bersusah payah mencari dimana gula tare di jual. Hanya dengan melakukan pemesanan lewat facebook gula tare bisa langsung sampai di rumah anda.
Usahanya untuk melestarikan Permen Ternate, akhirnya mendapat sambutan cukup luar biasa dari penggemar gula tare.
Gula Tare
Dari penjualan secara online ia bisa mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan. Sekali mendapat orderan pundi-pundi keuangan keluarga itu bertambah.
Gula tare, si Permen Ternate, kekayaan kuliner masa silam yang sampai detik ini masih dijaga oleh keluarga H. Yunus. Tak banyak harapan yang terlintas dari bapak berputra empat itu. Bersama keluarganya ia hanya berharap bisa terus melestarikan apa yang sudah diwariskan para tetua terdahulu. "Titip salam buat Pemerintah Kota khususnya Pak Walikota Ternate agar kiranya sudi memberi bantuan mesin giling untuk membantu kami," pungkasnya. (Wiwied Ichsan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar